Skoliosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Cara Pengobatan Terlengkap
21 Oktober 2024
Apa Itu Skoliosis?
Skoliosis merupakan kondisi di mana tulang belakang mengalami kelengkungan yang tidak wajar. Kasus skoliosis umumnya terjadi pada anak-anak sebelum memasuki masa pubertas.
Meskipun banyak dianggap sebagai kondisi ringan, skoliosis tetap memerlukan perhatian medis. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis orthopedi atau menjalani pemeriksaan X-ray guna memantau perkembangannya.
Kondisi ini dapat muncul bersamaan dengan gangguan lain seperti cerebral palsy dan distrofi otot, meskipun seringkali penyebab pastinya tidak diketahui.
Pada orang dewasa, kelengkungan yang semakin parah dapat menimbulkan masalah seperti kesulitan bernapas, nyeri, dan deformitas tulang belakang.
Jika tidak ditangani, skoliosis dapat berujung pada komplikasi serius, seperti kelumpuhan. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah masalah yang lebih berat.
Gejala Skoliosis
Seiring perkembangan skoliosis, tulang belakang tidak hanya melengkung ke samping, tetapi juga bisa mengalami rotasi atau pelintiran. Hal ini menyebabkan satu sisi tulang rusuk tampak lebih menonjol dibanding sisi lainnya.
Gejala skoliosis lainnya yang dapat diamati melalui perubahan pada dada, pinggul, dan bahu antara lain:
- Tubuh condong ke satu sisi
- Satu bahu tampak lebih tinggi
- Salah satu tulang belikat lebih menonjol
- Tonjolan di salah satu sisi pinggul
- Nyeri punggung bawah
- Kekakuan punggung
- Nyeri dan mati rasa di kaki akibat saraf terjepit
- Kelelahan karena otot tegang
Pada anak-anak dan remaja, gejala skoliosis mungkin sulit dikenali karena tubuh mereka masih dalam masa pertumbuhan. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin sangat disarankan.
Penyebab Skoliosis
Sebagian besar kasus skoliosis tidak memiliki penyebab yang jelas, yang disebut sebagai skoliosis idiopatik. Masalah ini tidak dapat dicegah dan tidak disebabkan oleh faktor seperti postur tubuh yang buruk, aktivitas fisik, atau pola makan. Namun, faktor genetik dapat meningkatkan risiko seseorang terkena skoliosis.
Selain skoliosis idiopatik, beberapa penyebab lainnya adalah:
- Skoliosis Degeneratif: Umumnya terjadi pada orang dewasa akibat kerusakan pada tulang belakang seiring bertambahnya usia.
- Skoliosis Kongenital: Terjadi akibat perkembangan tulang belakang yang abnormal sejak dalam kandungan.
Diagnosis Skoliosis
Untuk mendiagnosis skoliosis, dokter biasanya melakukan beberapa langkah seperti:
- Pemeriksaan fisik: Dengan mengamati dan meraba tulang belakang.
- X-ray: Untuk melihat detail kelengkungan tulang belakang.
- MRI: Digunakan jika diperlukan informasi tambahan mengenai jaringan lunak di sekitar tulang belakang.
Jika kamu atau anakmu menunjukkan gejala skoliosis, segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat.
Pengobatan Skoliosis
Pengobatan skoliosis tergantung pada tingkat keparahan kelengkungan dan usia pasien.
- Non-bedah:
- Fisioterapi: Membantu memperbaiki postur dan menguatkan otot punggung.
- Bracing: Penyangga digunakan untuk mencegah agar kelengkungan tidak semakin parah.
- Bedah:
- Tindakan pembedahan bertujuan meluruskan kelengkungan dan menyatukan ruas-ruas tulang belakang.
Perawatan pasca-operasi penting dilakukan untuk pemulihan yang optimal dan mencegah komplikasi.
Tips Pencegahan dan Manajemen Skoliosis
Untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah skoliosis, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
- Membiasakan postur tubuh yang baik
- Melakukan aktivitas fisik dan latihan
- Menjaga pola makan dan gaya hidup sehat
Kesimpulan
Skoliosis adalah kondisi medis yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dengan pemahaman yang tepat, kamu bisa mengenali gejala awal dan mencari pengobatan yang sesuai. Jika kamu mencurigai adanya tanda-tanda skoliosis, segera konsultasikan dengan dokter spesialis orthopedi untuk penanganan yang tepat.
Kategori: