Ruang Artikel
Baca artikel tentang Gen Z secara lengkap di sini
Kepribadian, Emosi dan, Kesehatan Mental
Kepribadian, emosi, dan kesehatan mental adalah tiga aspek penting dalam kehidupan remaja, khususnya Gen Z. Generasi ini tumbuh di tengah perubahan sosial yang cepat dan eksposur teknologi yang masif. Di satu sisi, mereka memiliki akses informasi tak terbatas yang memungkinkan pemahaman lebih baik tentang diri sendiri. Namun, di sisi lain, paparan terhadap media sosial bisa memengaruhi keseimbangan emosional mereka, menambah tekanan sosial yang tidak selalu disadari
Bipolar Asli, Bukan Sekedar Self-Diagnose
Tren self-diagnose semakin populer di era digital ini, di mana informasi kesehatan mental mudah diakses oleh masyarakat luas. Namun, fenomena ini berpotensi menimbulkan kesalahpahaman serius tentang gangguan kesehatan mental, terutama pada kasus bipolar. Bipolar adalah gangguan suasana hati yang nyata, melibatkan perubahan ekstrem antara depresi dan mania. Sayangnya, tren self-diagnose yang berkembang sering kali mereduksi kondisi ini menjadi sekadar perubahan suasana hati sementara, yang jauh dari realitas klinis, bukan sekedar self-diagnose.
Self-diagnosis yang Membutakan Gen-Z
Trend Diagnosa Mandiri. Gen Z semakin sering melakukan Self-diagnosis menjadi Trend terkait kepribadian dan gangguan mental seperti introvert, ekstrovert, bipolar, dan anti sosial. Remaja mudah menyebut diri introvert hanya karena nyaman sendiri, padahal introversi melibatkan lebih dari sekadar preferensi sosial. Mereka juga sering keliru menganggap ekstroversi hanya sebagai kecenderungan bersosialisasi, meski ini juga terkait dengan cara seseorang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
Introvert Dengan Antisosial? Memang Sama?
Introvert itu bukan sifat atau gangguan kepribadian yang tidak mau berbicara, Introvert adalah Sifat dari individu yang bertindak diam namun kemudian masih bisa dan mau berbicara baik di depan umum maupun pada individu kain. Yang tidak mau ngomong, ngobrol, berbicara itu bukan Introvert, tapi Antisosial.